Pages

Rabu, 05 Maret 2014

KULTUR JARINGAN PISANG

KULTUR JARINGAN PISANG

Pengertian
Kultur jaringan tanaman adalah teknik budidaya sel, jaringan, dan organ tanaman dalam suatu lingkungan yang terkendali dan dalam keadaan aseptic atau bebas mikroorganisme.
Bibit pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui proses pembiakan jaringan (sel meristematis) pada media buatan dalam laboratorium (in vitro).

Tujuan
Adapun tujuan utama dari teknik kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak di dalam waktu yang relative singkat, dan hasil bibit dari kultur jaringan ini mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan tanaman induknya.

Teknik kultur jaringan tumbuhan pisang
Proses perbanyakan bibit pisang dengan teknik kultur jaringan tumbuhan meliputi :
1.      Sterilisasi Alat
Alat yang digunakan dalam proses ini antara lain :
·         Laminar Air Flow (LAF) : untuk menabur.
·         Entkas : untuk menabur sederhana.
·         Kulkas : untuk menyimpan bahan kimia.
·         Blender : untuk menghaluskan bahan-bahan.
·         Kompor : untuk memanaskan media.
·         Autoklaf : untuk mensterilkan alat dan media.
·         Lampu spiritus : untuk sterilisasi alat di dalam LAF.
·         Shaker : untuk menggojok.
·         Timbangan analitik : untuk menimbang bahan.
·         Stirer : untuk mengaduk larutan media.
·         Destilator : untuk menyuling air.
·         Dissecting set (scalpel, pinset, blade, gunting).
·         Glass ware (erlenmeyer, bakerglass, petridish, pengaduk kaca, corong kaca, botol-botol kultur).
·         pHmeter/pH stick : untuk mengukur pH media.
·         Termometer : untuk mengukur suhu ruang.

Proses Pembuatan Bibit
Pengambilan eksplan (bahan tanam). Eksplan diambil dari kebun induk yang telah diketahui jenisnya. Syarat sebagai tanaman induk adalah produksi tinggi dengan telah diketahuibuahnya, tanaman sehat atau tidak terserang hama/penyakit. Sehingga tanaman pisang dapat mengasilkan produksi yang optimal. Pengambilan eksplan dapat dilakukan dengan anakan diambil/dipisahkan dari induknya yang mengikut sertakan bonggolnya. Setelah diambil, kemudian dipotong dan dibawa kelaboratorium. Eksplan dipotong kemudian dikupas dan disisakan di sekitar titik tumbuh sebesar ibu jari, potongan eksplan dicuci sampai bersih, direndam dalam larutan sterilan, dibilas dengan akuades, lalu ditanam dalam media kultur. Untuk memperbanyak bibit dapat dilakukan dengan proses perbanyakan bibit di laboratorium yang meliputi, induksi yaitu proses merangsang tumbuhnya tunas dari eksplan, reproduksi yaitu proses perbanyakan dari tunas yang terbentuk pada proses induksi dan pengakaran yaitu proses untuk menumbuhkan akar dari tunas hasil reproduksi. Melalui ketiga proses tersebut akhirnya dihasilkan bibit kecil (planlet berukuran tinggi 5 cm). Proses induksi, reproduksi, dan pengakaran dikerjakan di ruang steril dengan media padat dan cair.

Proses Penyesuaian Dengan Lingkungan
Aklimatisasi adalah proses penyesuaian dengan lingkungan baru di luar laboratorium. Caranya sebagai berikut, siapkan bedengan di bawah naungan dengan intensitas penyinaran 30 %, media tanam terdiri dari campuran tanah, pasir, pupuk kandang halus (1:1:1). Taburkan furadan 3 G 20 g/m2 kemudian disiram sampai basah. Planlet ditanam dengan jarak 4 x 5 cm. Setelah itu disiram dan dipupuk dengan pupuk daun Gandasil D (konsentrasi 1,5 g/liter air). Bedengan disungkup dengan lembaran plastik tembus cahaya. Penyiraman dilakukan setiaphari. Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan Decis 1,5 ml/l danBenlate 1 g/l setiap 5 hari sekali. Pemupukan menggunakan Gandasil D diberikan bersamaan dengan pengendalian hama dan penyakit lamanya aklimatisasi berkisar 20 - 45 hari tergantung besar kecilnya planlet.

Pembibitan
Bibit yang telah berukuran tinggi 10 cm siap dipindahkan ke polibag. Untuk pembibitan dapat digunakan polibag ukuran 12 x 18 cm dengan media campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1). Bibit dalam polibag disusun dibawah naungan dengan intensitas penyinaran 40-50%. Pemeliharaan bibit meliputi menyiram, memupuk, menyiang, dan mengendalikan hama dan penyakit pemupukan berupa larutan urea 0,1 % (1gr/liter) diberikan setiap 5 hari sekali.bibit siap ditanam apabila telah mencapai tinggi 15-20 cm dengan jumlah daun 5 helai.
Pengiriman Bibit
Bibit asal kultur jaringan dapat dikirimkan (dibeli) dalam bentuk : Planlet (pra aklimatisasi),bibit pasca aklimatisasi, dan bibit siap tanam. Untuk pengiriman jarak jauh (antar pulau)dianjurkan berupa planlet karena tahan selama 1 minggu. pengiriman bibit berupa planlet dikemas dalam kotak plastik masing-masing berisi 200 bibit dengan berat 250 gr tiap kemasan.

Penanaman dan Pemeliharaan
Penanaman dan pemeliharaan tanaman pisang asal kultur jaringan dapat dilakukan sesuai dengan petunjuk budidaya pisang yang ada (dapat diperoleh di toko-toko buku). Karena bibit asal kultur jaringan relatif kecil. Maka pemeliharaan pada tahap awal perlu lebih intensip. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada budidaya pisang asal kultur jaringan adalah: anakan baru dipelihara setelah tanaman induk berumur 5 dan 10 bulan (masing-masing dipelihara 1). Dengan demikian jumlah pohon per rumpun maksimal 3 dengan umur berbeda. Tanaman dipelihara sampai 3 kali berbuah setelah itu sebaiknya dibongkar dan ditanam ulang. Bibit pisang asal kultur jaringan dijamin bebas hama dan penyakit, tetapi tetap diperlukan pencegahan dan pengendalian apabila terjadi serangan di kebun. (berbagai sumber)

Keunggulan
Bibit hasil kultur jaringan memiliki keunggulan antara lain:
·         Penyedian bibit dapat diprogram sesuai dengan jadwal kebutuhan dan jumlah yang diperlukan pekebun. Sifat unggul tanaman induk tetap dimiliki oleh tanaman hasil perbanyakan dengan kultur jaringan. Bibit dalam keadaan bebas hama dan penyakit karena diperbanyak dalam keadaan aseptikdari tanaman yang sehat. Tingkat keseragaman bahan tanaman yang tinggi, sehingga mampu meningkatkan efisiensidalam pengelolaan kebun.
  • Bibit hasil kultur jaringan lebih banyak. Tak hanya banyak, bibit dengan kuantitas yang sama dapat didapatkan dengan waktu yang lebih singkat dari pada konvensional
  • Sifat individu dari induk sama persis. Jadi jika menggunakan teknik kultur jaringan, ada baiknya menggunakan bibit dari induk varietas unggulan
  • Kecepatan tumbuh bibit pisang menjadi lebih seragam. Dan saat berbuah menjadi lebih cepat. Dari penelitian yang dilakukan, tanaman bisa berbuah pada bulan ke enam. Padahal normalnya adalah bulan ke sembilan
  • Bisa menghemat dalam proses pane. Sebab masa panen yang seragam serta waktu matang menjadi lebih singkat
  • Yang paling penting adalah kesehatan bibit menjadi lebih terjamin
Kelemahan
Bibit hasil kultur jaringan memiliki kelemahan antara lain :
1.      Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan memerlukan keahlian dan ketrampilan khusus.
2.      Harga bibit pisang hasil kultur jaringan lebih mahal dibandingkan dengan bibit yang berasal dari anakan.








Referensi




PENCEMARAN UDARA AKIBAT PEMBAKARAN MINYAK BUMI


PENCEMARAN UDARA AKIBAT PEMBAKARAN MINYAK BUMI

A.   Pengertian Pencemaran Udara
              Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara juga dapat diartikan masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
              Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

B.   Klasifikasi Pencemar Udara :
1.      Pencemar primer
              Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
2.      Pencemar sekunder
              Pencemaran sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia. Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air yang akan menghasilkan asam sulfuric adalah contoh dari pencemaran sekunder.
              Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor. Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) . World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.
1.      Sumber Bahan Pencemar

a)      Pembakaran Tidak Sempurna
                 Pembakaran tidak sempurna, biasa terjadi pada mesin kendaraan. Pada pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida dan uap air. Pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. Kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida) yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara. Pembakaran tidak sempurna terjadi karena udara untuk pembakaran tidak mencukupi.

b)      Pengotor dalam Bahan Bakar
                 Bahan bakar fosil, khususnya batu bara, biasanya mengandung sedikit belerang. Ketika bahan bakar dibakar, belerang akan terlepas sebagai belerang dioksida. Batu bara juga mengandung berbagai senyawa logam sebagai pengotor. Oleh karena itu, pembakaran batu bara akan meninggalkan abu. Abu tersebut terutama mengandung oksida-oksida logam. Pembakaran belerang ini menghasilkan SO2 dan SO3.
c)      Zat Aditif dalam Bahan Bakar
                 Untuk meningkatkan nilai oktan, dalam bensin sering ditambahkan berbagai zat aditif. Salah satunya adalah TEL. Pembakaran TEL akan menghasilkan timbel (II) oksida yang dapat menempel pada silinder. Oleh karena itu, ke dalam bensin bertimbel ditambahkan pula etilen bromida. Senyawa ini akan mengubah timbel (II) oksida menjadi timbel (II) bromide yang mudah menguap dan keluar bersama dengan asap kendaraan.


2.      Asap Buang Kendaraan Bermotor

a)      Gas Karbon Dioksida (CO2)
                 Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global. Pemanasan global dapat mempengaruhi iklim, mencairkan sungkup es di kutub sehingga menyebabkan lapisan ozon bocor dan sebagainya.

b)      Gas Karbon Monoksida (CO)
                 Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb.
                 Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh sehingga menyebabkan kekurangan oksigen.
                 Kekurangan oksigen dalam aliran darah dan jaringan tubuh akan menurunkan kinerja tubuh dan pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada organ-organ tubuh. Gejala yang umumnya timbul akibat pemaparan terhadap karbon monoksida dalam konsentrasi tinggi untuk waktu yang lama adalah gangguan sistem saraf, lambatnya refleks dan penurunan kemampuan penglihatan.WHO juga telah membuktikan bahwa karbon monoksida yang secara rutin mencapai tingkat tak sehat di banyak kota dapat mengakibatkan kecilnya berat badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak, bergantung pada lamanya seorang wanita hamil terpajan, dan bergantung pada kekentalan polutan di udara.
                 Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot. Kendali semacam itu secara nyata telah menurunkan emisi dan kadar konsentrasi karbon monoksida yang menyelimuti kota-kota di seluruh dunia industri: di Jepang, tingkat kadar karbon monoksida di udara menurun sampai 50 persen antara tahun 1973 dan 1984, sementara di AS tingkat karbon monoksida turun 28 persen antara tahun 1980 dan 1989, walaupun terdapat kenaikan 39 persen untuk jarak kilometer yang ditempuh.

c)      Belerang Oksida (SO2 dan SO3)
                 Pada umumnya dua senyawa belerang oksida yang dipelajari adalah belerang dioksida (SO2) dan belerang trioksida (SO3). Belerang dioksida merupakan gas yang tak berwarna, tak mudah terbakar dan tak mudah meledak tetapi mempunyai bau yang menyengat.
                 Belerang dioksida mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air dengan waktu tinggal sebagai gas dalam atmosfer selama 2 – 4 hari serta daya transportasi yang tinggi. Oleh karena, itu masalah polusi udara dapat menjadi masalah internasional. SO2 relatif stabil di atmosfer dan dapat bertindak sebagai reduktor maupun oksidator. Namun SO2 dapat bereaksi secara fotokimia atau katalisis dengan komponen lain dan membentuk SO3, tetesan H2SO4 dan garam asam sulfat. Reaksi yang mungkin terjadi SO2 + H2O → H2SO3 (asam sulfit)
SO3 + H2O → H2SO4 (asam sulfat)
                 Seperti halnya polutan yang lain, belerang dioksida juga berdampak negative terhadap lingkungan, material maupun manusia. Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Pada manusia, asam sulfat (H2SO4), belerang dioksida (SO2) dan garam sulfat dapat menimbulkan iritasi pada membrane lendir saluran pernapasan dan memperparah penyakit pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia.Belerang dioksida dan molekul asam sulfat cenderung menghentikan kemampuan bulu getar sepanjang saluran pernapasan yang bertugas menyaring partikel pengotor. Dengan demikian partikulat dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan dalam (paru-paru) tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu. Sebagian belerang dioksida juga terikat dengan partikulat dan menyebabkan iritasi pada paru-paru. Dalam jangka waktu yang lama, partikulat dan belerang dioksida dapat merusak paru-paru dan menyebabkan kematian karena kerusakan sistem pernapasan. Tumbuhan sangat sensitif terhadap belerang dioksida,semisalnya tumbuhan dapat mengalami kerusakan struktur daun.Belerang oksida juga mempunyai daya rusak yang tinggi terhadap bahan bangunan terutama yang mengandung karbonat dengan reaksi:
CaCO3 + H2SO4 → CaSO4 + CO2 + H2O
                 Kalsium sulfat atau gipsum yang terbentuk dengan mudah terbawa oleh air dan menimbulkan lubang-lubang pada permukaan bahan, misalnya pada monumen, ukiran dan gedung. Kabut asam sulfat juga merusak bahan tekstil seperti katun, linen, rayon dan nilon bahkan kulit. Kertas pun menjadi kekuningan dan menjadi getas. Belerang oksida juga mempercepat laju korosi pada logam. Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.

d)     Nitrogen Oksida (NO dan NO2)
                 Senyawa nitrogen oksida yang sering menjadi pokok pembahasan dalam masalah polusi udara adalah NO dan NO2. Kedua senyawa ini terbuang langsung ke udara bebas dari hasil pembakaran bahan bakar. Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi. NO2 yang mudah larut dalam air dapat membentuk asam nitrit atau asam nitrat menurut reaksi:
2 NO2 + H2O → HNO3 + HNO2 (asam nitrat dan asam nitrit)
3 NO3 + HO → 2 HNO3 + NO (asam nitrat dan nitrogen oksida)
                 Asam nitrat dan asam nitrit akan jatuh bersama dengan hujan dan bergabung dengan ammonia (NH3) di atmosfer dan membentuk ammonium nitrat (NH4NO3) yang merupakan sari makanan bagi tumbuhan. Dengan kemampuan yang tinggi untuk menyerap sinar ultraviolet, NO2 memainkan peranan penting dalam pembentukan kontaminan ozon (O3). Tidak seperti gas polutan lainnya yang mempunyai daya destruktif tinggi terhadap kesehatan manusia, NO merupakan gas inert dan ‘hanya’ bersifat racun. Sama halnya dengan CO, NO mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin dalam darah. Dengan demikian pemaparan terhadap NO dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen sehingga tubuh kekurangan oksigen dan mengganggu fungsi metabolisme. Namun NO2 dapat menimbulkan iritasi terhadap paru-paru.
                 Pada tumbuhan, NO tidak bersifat merusak namun NO2 menimbulkan sedikit kerusakan pada tumbuhan. Polutan sekunder dari NOx seperti PAN dan O3 justru mempunyai daya perusak yang lebih tinggi pada tumbuhan. Konsentrasi NO2 yang tinggi pada udara bebas dapat memudarkan warna tekstil, memberi warna kuning pada tekstil berwarna putih, dan mengoksidasi logam. Selain itu, setelah bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat amat halus yang menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan membentuk asam. Akhirnya zat-zat oksida ini bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dan zat-zat hidrokarbon lain di sinar matahari dan membentuk ozon rendah atau "smog" kabut berwarna coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia. Oksida Nitrogen (NO2) bila bereaksi dengan air akan dapat menghasilkan senyawa yang bersifat asam dan dapat mengakibatkan hujan asam. Hujan asam dapat mencapai pH 4,3.

e)      Partikel Timah Hitam
                 Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
                 Logam berwarna kelabu keperakan ini amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Bahkan pajanan dengan tingkat yang amat rendah sekalipun tampaknya selalu diasosiasikan dengan rendahnya kecerdasan. Karena sumber utama timah adalah asap kendaraan berbahan bakar bensin yang mengandung timah, maka polutan ini dapat ditemui di mana ada mobil, truk, dan bus. Bahkan di negara-negara yang telah berhasil menghapuskan penggunaan bensin yang mengandung timah, debu di udara tetap tercemar karena penggunaan bahan bakar ini selama puluhan tahun. Di Kota Meksiko City, misalnya, tujuh dari 10 bayi yang baru lahir memiliki kadar timah dalam darah lebih tinggi daripada standar yang diizinkan WHO.


f)       Zat Beracun Lain
                 Banyak sekali zat beracun lain yang menambah beban kandungan polutan di daerah perkotaan. Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink) sampai bermacam-macam senyawa organik (seperti benzene dan hidrokarbon lain dan aldehida). Perusahaan-perusahaan di AS mengeluarkan sedikitnya 1,2 juta metrik ton zat beracun ke udara pada tahun 1987. Badan Perlindungan Lingkungan AS memperkirakan bahwa pajanan terhadap polutan-polutan tersebut mengakibatkan antara 1.700 sampai 2.700 jenis kanker per tahun.

3. Dampak Polusi Udara

a)       Efek Rumah Kaca
                 Sinar matahari yang menembus permukaan bumi senagian diserap oleh bumi, sebagian lagi dipantulkan kembali ke udara. Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor, pabrik, atau dapur rumah tangga disebut gas rumah kaca. Gas rumah yang berlebihan di udara akan berkumpul membentuk sebuah lapisan yang bening dan tidak bewarna. Lapisan udara tersebut memayungi dan menyelimuti bumi. Lapisan yang mengandung gas rumah kaca, memiliki sifat dapat ditembus oleh sinar matahari tetapi tidak dapat dapat memantulkannya kembali ke udara. Dengan demikian sinar matahari yang jatuh kepermukaan bumi akan terperangkap gas rumah kaca.
                
                 Sinar matahari yang terperangkap pada lapisan udara akan menaikkan suhu sekitarnya menjadi lebih panas dari biasa. Panas yang dirasakan saat itu adalah seperti ketika berada dalam rumah kaca. Itulah sebabnya disebut efek rumah kaca.

                 Dampat efek rumah kaca terhadap kehidupan dimuka bumi adalah terjadi penurunan kualitas udara karena suhu udara meningkat sehingga akan terjadi jika suhu bumi menjadi panas antara lain :
®  Es di kutub mencair yang mengakibatkan permukaan laut naik, sehingga daerah-daerah pantai dan pulau-pulau kecil dapat tenggelam.
®  Udara yang terlalu panas tidak baik bagi tanaman sehingga pertanian akan rusak dan produksi akan berkurang.
®  Perubahan iklim regional dan global
®  Perubahan siklus hidup flora dan fauna

b)      Kerusakan Lapisan Ozon
                 Saat ini lapisan ozon sudah menipis, bahkan diatas kutub selatan sudah membentuk lingkaran yang kosong dan cukup besar. Lapisan ozon berada dilapisan udara stratosfer. Ia memiliki rumah kaca kimia O3 nama latinnya adalah ozon. Itulah sebabnya disebut lapisan ozon. Lapisan ozon merupakan suatu lapisan udara yang memiliki sifat menyerap sinar violet yang berasal dari sinar matahari. Dengan adanya lapisan ozon sinar ultraviolet tidak semuanya jatuh ke permukaan bumi. Hanya sebagian kecil saja sinar ultraviolet yang sampai ke permukaan bumi sesuai dengan yang dibutuhkan manusia. Pengaruh lapisan ozon terhadap kehidupan manusia adalah sebagai berikut :
®  Bila sinar ultraviolet terlalu banyak jatuh ke permukaan bumi, maka akan membahayakan mahluk hidup bahkan akan menimbulkan kematian.
®  Ketika sinar ultraviolet mengenai lapisan ozon, maka sebagian besar akan terserap hanya sebagian kecil saja yang sampai ke permukaan bumi.
®  Bila lapisan ozon tidak ada maka sinar Ultraviolet sebagian besar akan sampai kepermukaan bumi. Bila hal itu terjadi maka dipermukaan bumi tidak akan ada kehidupan seperti sekarang.
Proses rusaknya ozon adalah sebagai berikut :
                 Lapisan ozon akan bereaksi dengan zat-zat tertentu yang sampai ke
lapisan itu. Zat yang bereaksi dengan lapisan itu diantaranya adalah fluorocarbon.
 Fluorokarbon banyak terdapat pada barang buatan manusia seperti lemari es, mesin pendingin udara, busa semprot minyak wangi, dan semprotan insektisida.
 Fluorocarbon yang membumbung ke udara akan masuk kelapisan ozon
, selanjutnya fluorocarbon akan mengambil lapisan ozon sehingga lapisan menjadi berkurang. Jika hal ini terjadi, secara terus menerus maka lapisan ozon akan rusak makin lama makin tipis bahkan akan hilang. Jika sinar Ultraviolet yang berlebihan sampai ke permukaan bumi akan mempengaruhi kehidupan manusia antara lain :
®  Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit.
®  Dapat menimbulkan penyakit katarak mata.
®  Dapat menimbulkan tanaman tidak dapat tumbuh sehingga petani sulit untuk bercocok tanam.

c)      Hujan Asam
                 Hujan asam terjadi akibat dari bercampurnya senyawa sulfat, nitrat, dan oksida. PH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak hujan asam antara lain :
®  Air dengan keasaman seperti itu dapat merusak tumbuhan.
®  Menyebabkan karat pada benda logam , merusak marmer, dan beton.
®  Pada sungai dan danau akan mempengaruhi kehidupan air tawar seperti ikan, plankton, serta biota lainya.
®  Mempengaruhi kualitas air permukaan
®  Merusak tanaman
®  Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
®  Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan











D.    DAMPAK PENCEMARAN UDARA

1.      Dampak terhadap cuaca dan iklim
     Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
        Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
        Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat.
        (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
        Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
        Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
        Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
        Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
2.      Dampak Terhadap Perairan
                 Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.
3.      Dampak Terhadap Tanah
                 Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka.
4.      Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan
              Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan sesuai standar WHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat; 600.000 serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan (health cost) akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999.
              Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit yang disebabkan oleh pencemaan udara:
®  Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
®  Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
®  Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
®  Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
®  Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
®  Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
®  Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
®  Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).
Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
a) Pengaruh jangka pendek :
1)      Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
2)      Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit.
3)      Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah).
4)      Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan).
5)      Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
b) Pajanan jangka panjang
1)      Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
2)      Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis).
3)      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.
4)      Kanker
5.      Dampak terhadap tanaman
              Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.











E.      SOLUSI TERHADAP PENCEMARAN UDARA :
1.      Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
2.      Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.
3.      Menghemat Energi yang digunakan.
4.      Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
5.      Menggunakan bahan bakar seperlunya.
6.      Mencari bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
7.      Penggunaan sel surya (tenaga matahari).
8.      Menanami Tumbuhan Hijau di sekeliling jalan.
9.       Memasang Pengubah Katalitik Pada Knalpot
10.