PENCEMARAN UDARA AKIBAT PEMBAKARAN
MINYAK BUMI
A.
Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran
satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara
juga dapat diartikan masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam
atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran udara
dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa
definisi gangguan fisik seperti polusi
suara, panas, radiasi atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global.
B.
Klasifikasi Pencemar Udara :
1. Pencemar primer
Pencemar
primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar
udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran yang di timbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara.
2.
Pencemar sekunder
Pencemaran
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia. Sulfur
dioksida, Sulfur monoksida dan uap air yang akan menghasilkan asam sulfuric
adalah contoh dari pencemaran sekunder.
Di
kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 %
pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor. Di Indonesia,
kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Menurut
World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat
pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk,
baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar
dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) . World Bank
juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar
polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.
1. Sumber
Bahan Pencemar
a) Pembakaran
Tidak Sempurna
Pembakaran tidak sempurna,
biasa terjadi pada mesin kendaraan. Pada pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air.
Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida dan uap air.
Pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak
sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. Kerugian lain dari pembakaran tak
sempurna adalah dihasilkannya asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO),
partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida) yang bersifat
racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara.
Pembakaran tidak sempurna terjadi karena udara untuk pembakaran tidak
mencukupi.
b) Pengotor
dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil, khususnya
batu bara, biasanya mengandung sedikit belerang. Ketika bahan bakar dibakar,
belerang akan terlepas sebagai belerang dioksida. Batu bara juga mengandung
berbagai senyawa logam sebagai pengotor. Oleh karena itu, pembakaran batu bara
akan meninggalkan abu. Abu tersebut terutama mengandung oksida-oksida logam.
Pembakaran belerang ini menghasilkan SO2 dan SO3.
c) Zat
Aditif dalam Bahan Bakar
Untuk meningkatkan nilai oktan,
dalam bensin sering ditambahkan berbagai zat aditif. Salah satunya adalah TEL.
Pembakaran TEL akan menghasilkan timbel (II) oksida yang dapat menempel pada
silinder. Oleh karena itu, ke dalam bensin bertimbel ditambahkan pula etilen
bromida. Senyawa ini akan mengubah timbel (II) oksida menjadi timbel (II)
bromide yang mudah menguap dan keluar bersama dengan asap kendaraan.
2. Asap
Buang Kendaraan Bermotor
a) Gas
Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida
tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga
peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan
suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global. Pemanasan global dapat
mempengaruhi iklim, mencairkan sungkup es di kutub sehingga menyebabkan lapisan
ozon bocor dan sebagainya.
b) Gas
Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak
berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon
monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran
pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin
(COHb).
CO + Hb → COHb.
Hemoglobin seharusnya bereaksi
dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel
jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih
besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat
diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa
oksigen bagi tubuh sehingga menyebabkan kekurangan oksigen.
Kekurangan oksigen dalam aliran
darah dan jaringan tubuh akan menurunkan kinerja tubuh dan pada akhirnya dapat
menimbulkan kerusakan pada organ-organ tubuh. Gejala yang umumnya timbul akibat
pemaparan terhadap karbon monoksida dalam konsentrasi tinggi untuk waktu yang
lama adalah gangguan sistem saraf, lambatnya refleks dan penurunan kemampuan
penglihatan.WHO juga telah membuktikan bahwa karbon monoksida yang secara rutin
mencapai tingkat tak sehat di banyak kota dapat mengakibatkan kecilnya berat
badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak, bergantung pada
lamanya seorang wanita hamil terpajan, dan bergantung pada kekentalan polutan
di udara.
Cara mencegah peningkatan gas
karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot. Kendali semacam itu
secara nyata telah menurunkan emisi dan kadar konsentrasi karbon monoksida yang
menyelimuti kota-kota di seluruh dunia industri: di Jepang, tingkat kadar
karbon monoksida di udara menurun sampai 50 persen antara tahun 1973 dan 1984,
sementara di AS tingkat karbon monoksida turun 28 persen antara tahun 1980 dan
1989, walaupun terdapat kenaikan 39 persen untuk jarak kilometer yang ditempuh.
c) Belerang
Oksida (SO2 dan SO3)
Pada umumnya dua senyawa
belerang oksida yang dipelajari adalah belerang dioksida (SO2) dan
belerang trioksida (SO3). Belerang dioksida merupakan gas yang tak
berwarna, tak mudah terbakar dan tak mudah meledak tetapi mempunyai bau yang
menyengat.
Belerang dioksida mempunyai
kelarutan yang tinggi dalam air dengan waktu tinggal sebagai gas dalam atmosfer
selama 2 – 4 hari serta daya transportasi yang tinggi. Oleh karena, itu masalah
polusi udara dapat menjadi masalah internasional. SO2 relatif stabil
di atmosfer dan dapat bertindak sebagai reduktor maupun oksidator. Namun SO2
dapat bereaksi secara fotokimia atau katalisis dengan komponen lain dan
membentuk SO3, tetesan H2SO4 dan garam asam
sulfat. Reaksi yang mungkin terjadi SO2 + H2O → H2SO3
(asam sulfit)
SO3 + H2O → H2SO4 (asam sulfat)
Seperti halnya polutan yang
lain, belerang dioksida juga berdampak negative terhadap lingkungan, material
maupun manusia. Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air
di dalam saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan
dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah
asam sulfat (lebih berbahaya). Pada manusia, asam sulfat (H2SO4),
belerang dioksida (SO2) dan garam sulfat dapat menimbulkan iritasi
pada membrane lendir saluran pernapasan dan memperparah penyakit pernapasan
seperti bronkitis dan pneumonia.Belerang dioksida dan molekul asam sulfat
cenderung menghentikan kemampuan bulu getar sepanjang saluran pernapasan yang
bertugas menyaring partikel pengotor. Dengan demikian partikulat dapat dengan
mudah masuk ke dalam saluran pernapasan dalam (paru-paru) tanpa adanya
penyaringan terlebih dahulu. Sebagian belerang dioksida juga terikat dengan
partikulat dan menyebabkan iritasi pada paru-paru. Dalam jangka waktu yang
lama, partikulat dan belerang dioksida dapat merusak paru-paru dan menyebabkan
kematian karena kerusakan sistem pernapasan. Tumbuhan sangat sensitif terhadap
belerang dioksida,semisalnya tumbuhan dapat mengalami kerusakan struktur
daun.Belerang oksida juga mempunyai daya rusak yang tinggi terhadap bahan
bangunan terutama yang mengandung karbonat dengan reaksi:
CaCO3 + H2SO4 → CaSO4 + CO2
+ H2O
Kalsium sulfat atau gipsum yang
terbentuk dengan mudah terbawa oleh air dan menimbulkan lubang-lubang pada
permukaan bahan, misalnya pada monumen, ukiran dan gedung. Kabut asam sulfat
juga merusak bahan tekstil seperti katun, linen, rayon dan nilon bahkan kulit.
Kertas pun menjadi kekuningan dan menjadi getas. Belerang oksida juga
mempercepat laju korosi pada logam. Oksida belerang dapat larut dalam air hujan
dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d) Nitrogen
Oksida (NO dan NO2)
Senyawa nitrogen oksida yang
sering menjadi pokok pembahasan dalam masalah polusi udara adalah NO dan NO2.
Kedua senyawa ini terbuang langsung ke udara bebas dari hasil pembakaran bahan
bakar. Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai
dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara
tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan
bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut
menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran
pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi. NO2
yang mudah larut dalam air dapat membentuk asam nitrit atau asam nitrat menurut
reaksi:
2 NO2 + H2O → HNO3 + HNO2 (asam
nitrat dan asam nitrit)
3 NO3 + HO → 2 HNO3 + NO (asam nitrat dan nitrogen
oksida)
Asam nitrat dan asam nitrit akan
jatuh bersama dengan hujan dan bergabung dengan ammonia (NH3) di
atmosfer dan membentuk ammonium nitrat (NH4NO3) yang
merupakan sari makanan bagi tumbuhan. Dengan kemampuan yang tinggi untuk
menyerap sinar ultraviolet, NO2 memainkan peranan penting dalam
pembentukan kontaminan ozon (O3). Tidak seperti gas polutan lainnya
yang mempunyai daya destruktif tinggi terhadap kesehatan manusia, NO merupakan
gas inert dan ‘hanya’ bersifat racun. Sama halnya dengan CO, NO mempunyai afinitas
yang tinggi terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin dalam darah. Dengan
demikian pemaparan terhadap NO dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen
sehingga tubuh kekurangan oksigen dan mengganggu fungsi metabolisme. Namun NO2
dapat menimbulkan iritasi terhadap paru-paru.
Pada tumbuhan, NO tidak
bersifat merusak namun NO2 menimbulkan sedikit kerusakan pada
tumbuhan. Polutan sekunder dari NOx seperti PAN dan O3 justru
mempunyai daya perusak yang lebih tinggi pada tumbuhan. Konsentrasi NO2
yang tinggi pada udara bebas dapat memudarkan warna tekstil, memberi warna
kuning pada tekstil berwarna putih, dan mengoksidasi logam. Selain itu, setelah
bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat amat halus
yang menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula,
jika bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan
membentuk asam. Akhirnya zat-zat oksida ini bereaksi dengan asap bensin yang
tidak terbakar dan zat-zat hidrokarbon lain di sinar matahari dan membentuk
ozon rendah atau "smog" kabut berwarna coklat kemerahan yang
menyelimuti sebagian besar kota di dunia. Oksida Nitrogen (NO2) bila
bereaksi dengan air akan dapat menghasilkan senyawa yang bersifat asam dan
dapat mengakibatkan hujan asam. Hujan asam dapat mencapai pH 4,3.
e) Partikel
Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat
mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel
yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala,
mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat
menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
Logam berwarna kelabu keperakan
ini amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang amat
berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam
bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan,
menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami
bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Bahkan pajanan dengan tingkat yang amat
rendah sekalipun tampaknya selalu diasosiasikan dengan rendahnya kecerdasan.
Karena sumber utama timah adalah asap kendaraan berbahan bakar bensin yang
mengandung timah, maka polutan ini dapat ditemui di mana ada mobil, truk, dan
bus. Bahkan di negara-negara yang telah berhasil menghapuskan penggunaan bensin
yang mengandung timah, debu di udara tetap tercemar karena penggunaan bahan
bakar ini selama puluhan tahun. Di Kota Meksiko City, misalnya, tujuh dari 10
bayi yang baru lahir memiliki kadar timah dalam darah lebih tinggi daripada
standar yang diizinkan WHO.
f) Zat
Beracun Lain
Banyak sekali zat beracun lain
yang menambah beban kandungan polutan di daerah perkotaan. Zat-zat ini mulai
dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink)
sampai bermacam-macam senyawa organik (seperti benzene dan hidrokarbon lain dan
aldehida). Perusahaan-perusahaan di AS mengeluarkan sedikitnya 1,2 juta metrik
ton zat beracun ke udara pada tahun 1987. Badan Perlindungan Lingkungan AS
memperkirakan bahwa pajanan terhadap polutan-polutan tersebut mengakibatkan
antara 1.700 sampai 2.700 jenis kanker per tahun.
3. Dampak Polusi Udara
a) Efek Rumah Kaca
Sinar matahari yang menembus
permukaan bumi senagian diserap oleh bumi, sebagian lagi dipantulkan kembali ke
udara. Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari asap kendaraan
bermotor, pabrik, atau dapur rumah tangga disebut gas rumah kaca. Gas rumah
yang berlebihan di udara akan berkumpul membentuk sebuah lapisan yang bening
dan tidak bewarna. Lapisan udara tersebut memayungi dan menyelimuti bumi.
Lapisan yang mengandung gas rumah kaca, memiliki sifat dapat ditembus oleh
sinar matahari tetapi tidak dapat dapat memantulkannya kembali ke udara. Dengan
demikian sinar matahari yang jatuh kepermukaan bumi akan terperangkap gas rumah
kaca.
Sinar matahari yang
terperangkap pada lapisan udara akan menaikkan suhu sekitarnya menjadi lebih
panas dari biasa. Panas yang dirasakan saat itu adalah seperti ketika berada
dalam rumah kaca. Itulah sebabnya disebut efek rumah kaca.
Dampat efek rumah kaca terhadap
kehidupan dimuka bumi adalah terjadi penurunan kualitas udara karena suhu udara
meningkat sehingga akan terjadi jika suhu bumi menjadi panas antara lain :
® Es
di kutub mencair yang mengakibatkan permukaan laut naik, sehingga daerah-daerah
pantai dan pulau-pulau kecil dapat tenggelam.
® Udara
yang terlalu panas tidak baik bagi tanaman sehingga pertanian akan rusak dan
produksi akan berkurang.
® Perubahan
iklim regional dan global
® Perubahan
siklus hidup flora dan fauna
b) Kerusakan
Lapisan Ozon
Saat ini lapisan ozon sudah
menipis, bahkan diatas kutub selatan sudah membentuk lingkaran yang kosong dan
cukup besar. Lapisan ozon berada dilapisan udara stratosfer. Ia memiliki rumah
kaca kimia O3 nama latinnya adalah ozon. Itulah sebabnya disebut lapisan
ozon. Lapisan ozon merupakan suatu lapisan udara yang memiliki sifat menyerap
sinar violet yang berasal dari sinar matahari. Dengan adanya lapisan ozon sinar
ultraviolet tidak semuanya jatuh ke permukaan bumi. Hanya sebagian kecil saja
sinar ultraviolet yang sampai ke permukaan bumi sesuai dengan yang dibutuhkan
manusia. Pengaruh lapisan ozon terhadap kehidupan manusia adalah sebagai berikut
:
® Bila
sinar ultraviolet terlalu banyak jatuh ke permukaan bumi, maka akan membahayakan
mahluk hidup bahkan akan menimbulkan kematian.
® Ketika
sinar ultraviolet mengenai lapisan ozon, maka sebagian besar akan terserap hanya
sebagian kecil saja yang sampai ke permukaan bumi.
® Bila
lapisan ozon tidak ada maka sinar Ultraviolet sebagian besar akan sampai kepermukaan
bumi. Bila hal itu terjadi maka dipermukaan bumi tidak akan ada kehidupan
seperti sekarang.
Proses rusaknya
ozon adalah sebagai berikut :
Lapisan
ozon akan bereaksi dengan zat-zat tertentu yang sampai ke lapisan itu. Zat yang bereaksi dengan
lapisan itu diantaranya adalah fluorocarbon.
Fluorokarbon banyak terdapat pada barang
buatan manusia seperti lemari es, mesin pendingin udara, busa semprot minyak
wangi, dan semprotan insektisida.
Fluorocarbon yang membumbung ke udara
akan masuk kelapisan ozon, selanjutnya
fluorocarbon akan mengambil lapisan ozon sehingga lapisan menjadi berkurang. Jika
hal ini terjadi, secara terus menerus maka lapisan ozon akan rusak makin lama
makin tipis bahkan akan hilang. Jika sinar Ultraviolet yang berlebihan sampai
ke permukaan bumi akan mempengaruhi kehidupan manusia antara lain :
® Dapat
menimbulkan penyakit kanker kulit.
® Dapat
menimbulkan penyakit katarak mata.
® Dapat
menimbulkan tanaman tidak dapat tumbuh sehingga petani sulit untuk bercocok tanam.
c) Hujan
Asam
Hujan asam terjadi akibat dari
bercampurnya senyawa sulfat, nitrat, dan oksida. PH
biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar
udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam
dan menurunkan pH air hujan.
Dampak hujan asam antara lain :
® Air
dengan keasaman seperti itu dapat merusak tumbuhan.
® Menyebabkan
karat pada benda logam , merusak marmer, dan beton.
® Pada
sungai dan danau akan mempengaruhi kehidupan air tawar seperti ikan, plankton,
serta biota lainya.
® Mempengaruhi
kualitas air permukaan
® Merusak
tanaman
® Melarutkan
logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan
® Bersifat
korosif sehingga merusak material dan bangunan
D.
DAMPAK
PENCEMARAN UDARA
1. Dampak
terhadap cuaca dan iklim
Selain
menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi,
batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2),
nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan
pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Emisi
NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah
dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan
bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal
dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik).
Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3)
yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi
SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di
udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan
manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat
(H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan
dan membentuk asam nitrat.
(HNO3)
dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika
dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih
kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan
asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi
asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan
terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung
menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog
merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2,
O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor,
dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat
menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi
CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2)
ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di
atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan
global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah)
yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut
dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi
CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang
berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari
gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang
menyebabkan pemasanan global.
Batu
bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu
bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah
energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai
2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
2. Dampak
Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi,
khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak,
misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya
minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan.
Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran
air oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara
sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang
bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan
udara sehingga kadar oksigen berkurang.
3. Dampak
Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi
terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari pertambahan batu bara. Msalah yang
berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka.
4. Dampak
Polusi Udara Terhadap Kesehatan
Polusi
udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. Menurut perhitungan
kasar dari World Bank tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta,
jika konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan sesuai standar WHO,
diperkirakan akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus kematian bayi
prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat; 600.000
serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit
saluran pernapasan serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang
akibat penyakit saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat signifikan dari
sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan
(health cost) akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220
juta dolar pada tahun 1999.
Berikut
ini adalah beberapa gejala penyakit yang disebabkan oleh pencemaan udara:
® Timbulnya reaksi radang/inflamasi
pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
® Terbentuknya radikal bebas/stres
oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
® Modifikasi ikatan kovalen terhadap
protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
® Komponen biologis yang menginduksi
inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan
glukan dan endotoksin.
® Stimulasi sistem saraf otonom dan
nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
® Efek adjuvant (tidak secara langsung
mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam
golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
® Efek procoagulant yang dapat
menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh,
misalnya ultrafine PM.
® Menurunkan sistem pertahanan tubuh
normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).
Pengaruh
polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
a) Pengaruh
jangka pendek :
1) Perawatan di rumah sakit, kunjungan
ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait
dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
2) Berkurangnya aktivitas harian akibat
sakit.
3) Jumlah absensi (pekerjaan ataupun
sekolah).
4) Gejala akut (batuk, sesak, infeksi
saluran pernapasan).
5) Perubahan fisiologis (seperti fungsi
paru dan tekanan darah)
b) Pajanan
jangka panjang
1) Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan
dan kardiovaskular
2) Meningkatnya Insiden dan prevalensi
penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis).
3) Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan janin.
4) Kanker
5. Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang
tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang
terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
E. SOLUSI TERHADAP PENCEMARAN
UDARA :
1. Clean Air Act yang dibuat oleh
pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
2. Mengembangkan teknologi yang ramah
lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.
3. Menghemat Energi yang digunakan.
4. Menjaga kebersihan lingkungan tempat
tinggal.
5. Menggunakan
bahan bakar seperlunya.
6. Mencari
bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
7. Penggunaan
sel surya (tenaga matahari).
8. Menanami
Tumbuhan Hijau di sekeliling jalan.
9. Memasang Pengubah Katalitik Pada Knalpot
10.